Saturday, April 18, 2009

Surat Fatimah Gemparkan Kota Baghdad!!!!

p/s : seseorg beri saya surat nie ms saya form5 (dlm bentuk softcopy), tp baru terbaca sekarang sbb tak perasan surat nie disertakan bersama tazkirah yg diberi.. bl cek semula, rupanya ada surat nie. sangat tragis...

Message:

Fatimah adalah seorang saudara perempuan seorang mujahid yang terkenal di daerah Abu Gharib, yang berasal dari sebuah keluarga yang terkenal kebaikan dan ketaqwaannya. Suatu hari pasukan AS menyerbu rumahnya, dengan tujuan menangkap saudaranya. Namun kerana mereka tidak dapat menemukannya, pasukan AS menangkap Fatimah dengan tujuan memaksa saudaranya menyerahkan diri.

Surat tulisan tangan Fatimah, baru-baru ini berhasil diselundupkan keluar dari penjara Abu Gharib, surat ini menggambarkan penderitaan para tawanan wanita akibat perbuatan terntara AS.
Segera surat ini tersebar dan menghebohkan kota Baghdad, mengirimkan gelombang yang akan terus berlanjut ke seluruh Iraq.

Mafkarat al-Islam berhasil mendapatkan salinan surat tersebut.

Bismillahirrahmanirrahiim.
*Say He is God the One; God the Source [of everything]; Not has He fathered, nor has He been fathered; nor is anything comparable to Him.*
[Qur*an, Surat 112 *al-Ikhlas*]

Saya menulis surat Al-Ikhlas ini karena mempunyai arti yang mendalam bagi saya, dan menimbulkan getaran di hati orang-orang yang beriman.

Saudaraku mujahidin di jalan Allah* Apa yang dapat kukatakan padamu?
Saya katakan, rahim-rahim kami telah terisi dengan janin akibat perkosaan yang dilakukan keturunan kera dan babi itu. mereka telah menodai tubuh kami, meludahi muka kami, dan merobek-robek Al-Quran untuk digantungkan ke leher-leher kami. Allahu Akbar.

Tidakkah kau mengerti tentang kejadian yang menimpa kami? Betulkah kau tidak tahu ini terjadi pada kami? Kami saudaramu,dan Allah akan meminta tanggungjawabmu tentang kejadian ini kelak.

Demi Allah, tidak semalam pun kami lewatkan dipenjara ini kecuali mereka mendatangi salah satu dari kami untuk melampiaskan nafsu setannya. Padahal kami selalu menjaga kehormatan kami karena takut kepada Allah.
Takutlah pada Allah! Bunuhlah kami bersama mereka! Hancurkan mereka bersama kami! Jangan biarkan kami di sini agar mereka bisa bersenang-senang
Memperkosa kami, sesungguhnya ini adalah sebuah perbuatan dosa besar di sisi Allah.

Takutlah pada Allah akan urusan kami. Biarkan (jangan serang) tank dan pesawat mereka. Datanglah pada kami di penjara Abu Ghurayb.
Saya saudaramu karena Allah. Mereka memperkosa saya lebih dari sembilan kali dalam satu hari. Bisakah kau bayangkan? Bayangkan salah satu saudaramu diperkosa. Bersama saya ada 13 gadis, semuanya belum menikah. Semuanya telah diperkosa didepan mata kami semua. Mereka melarang kami untuk solat. Mereka mengambil pakaian kami, dan membiarkan kami telanjang. Saat surat ini saya tulis, seorang diantara kami telah bunuh diri setelah diperkosa beramai-ramai. Seorang tentara memukulnya di dada dan paha setelah memperkosanya, lalu menyiksanya.

Gadis itu kemudian bunuh diri dengan memukulkan kepalanya ke tembok penjara, karena dia sudah tidak sanggup menerima ini. Meskipun bunuh diri dilarang oleh Islam, saya memaklumi perbuatannya* Saya hanya berharap, semoga Allah mengampuninya, sesungguhnya Dia Maha Pengampun

Saudaraku, saya katakan padamu lagi, takutlah ada Allah. Hancurkan kami bersama para tentara itu, agar kami bisa beristirahat dalam damai. Tolonglah kami, tolonglah kami, tolonglah kami* Waa Mu*tasimah!.

Surat ini telah berakhir, namun penderitaan penulisnya dan para muslimah belum berakhir. Hatta mataa haadza s-sukuut !! Ini yang sudah kesekian kalinya terjadi..
Entah berapa lagi akan segera menyusul . Kelmaren, hari ini dan besok Begitu seterusnya..

Ya Rabb nasyku ilaika da'fa quwwatina Wa qillata hiilatina Allahumma n-shurna nashran adziima Allahuma 'alaika bil haaula l-kuffar Allahuma 'alaika biman adzaa l-muslimin.

catatan:
sebarkan agar semuanya dapat mengetahui


3 comments:

ummu khosyatillah bt muzakir said...

salam..

Allah SWT turunkn cubaan sesuai dgn ketabahan hambaNya..

cuma nk kongsi satu lagi kisah saudara kita di Palestin..

Artikel ini ditujukan untuk setiap
muslim yang masih memiliki darah
mengalir di nadinya

Nadia adalah salah satu korban tentara
Amerika di penjara Abu Ghraib. Dia
ditangkap tanpa alasan. Ketika dia
dibebaskan dari penjara, tidak langsung
kembali ke pangkuan keluarganya
sebagaimana kebanyakan tahanan lainnya
yang telah mengalami hal buruk,
meskipun ketika dia telah terbakar oleh
api penindasan dan kerinduan pada
keluarganya.

Nadia kabur dengan segera setelah dia
meninggalkan penjara, bukan karena
perasaan malu yang akan diterimanya
karena sejumlah kejahatan yang
dilakukannya, akan tetapi karena apa
yang telah dialami olehnya dan wanita
Iraq lain yang tertangkap, yaitu
pemerkosaan dan penyiksaan yang
dilakukan oleh tentara Amerika di
penjara Abu Ghraib. Dinding penjara
mengungkapkan banyak cerita tragis,
namun apa yang dikisahkan Nadia
merupakan kebenaran hidup dan sekaligus
neraka hidup.

Nadia memulai ceritanya:

“Aku sedang mengunjungi salah seorang
kerabatku, kemudian tiba-tiba tentara
Amerika memasuki rumahnya dan mulai
menggeledah rumah itu. Mereka menemukan
beberapa senjata ringan. Maka merekapun
menangkap semua orang yang berada di
rumah itu termasuk aku. Aku mencoba
menjelaskan pada penerjemah yang
menyertai patroli Amerika bahwa aku
hanyalah seorang pengunjung. Akan
tetapi pembelaanku gagal. Aku kemudian
menangis, memohon pada mereka, sampai
hilang kesadaran karena takut ketika
mereka membawaku ke penjara Abu Ghraib.

Nadia melanjutkan: “mereka
menempatkanku sendirian di sebuah sel
penjara yang gelap dan kotor. Aku
berharap aku akan segera dibebaskan,
utamanya setelah penyelidikan terbukti
aku tidak melakukan kejahatan”.

Nadia menjelaskan sambil air matanya
mengalir ke pipinya, sebuah pertanda
betapa banyak dia telah mengalami
penderitaan.

“Hari pertama sangat menyusahkan.
Selnya berbau tidak sedap, lembab dan
gelap, kondisi ini membuatku semakin
lama semakin takut. Suara tertawa
prajurit di luar sel semakin membuatku
ketakutan. Aku khawatir akan apa yang
menimpaku nanti. Untuk pertama kalinya
aku merasa berada dalam cengkraman
situasi yang sulit dan aku telah
memasuki sebuah dunia yang tidak
dikenal yang aku tidak akan pernah
keluar darinya.

Ditengah beraneka ragamnya perasaanku
saat itu, aku mendengar suara seorang
tentara wanita Amerika berbicara dalam
bahasa Arab. Dia berkata kepadaku: “Aku
tidak mengira penjual senjata di Iraq
adalah wanita.” Ketika aku mulai
mencoba menjelaskan kepadanya kondisi
yang sebenarnya, dia memukulku dengan
kejam. Aku menangis dan berteriak “Demi
Allah ! aku dianiaya, demi Allah ! aku
dianiya”

Tentara wanita itu menghujaniku dengan
cacian dengan cara yang belum pernah
aku bayangkan bisa terjadi atau aku
akan diperlakukan seperti itu dalam
keadaan apapun selamanya. Kemudian dia
mulai menertawakanku sambil mengatakan
bahwa dia telah memonitorku sepanjang
hari dengan satelit, dan bahwa mereka
mampu melacak musuh-musuh mereka
meskipun sedang berada di dalam kamar
tidur mereka sendiri dengan teknologi
Amerika.

Kemudian dia tertawa dan berkata,”Aku
mengawasimu ketika kamu bercinta dengan
suamimu.” Aku menjawab dengan suara
kebingungan “Tapi aku belum menikah”.

Dia memukuliku selama lebih dari 1 jam
dan dia memaksaku minum segelas air,
yang kemudian kuketahui mereka memberi
obat di air itu. Aku mendapatkan
kembali kesadaranku setelah 2 hari
dalam keadaan telanjang. Segera aku
tahu jika aku telah kehilangan sesuatu
yang hukum apapun di dunia tidak akan
mampu mengembalikannya kepadaku lagi.
Aku telah diperkosa. Aku kemudian
histeris tak terkontrol, dan aku mulai
memukulkan kepalaku dengan keras ke
tembok sampai lebih dari lima tentara
Amerika yang dikepalai tentara wanita
itu memasuki sel dan mulai memukuliku,
kemudian mereka memperkosaku bergantian
sambil tertawa-tawa dan menperdengarkan
musik dengan keras.

Hari demi hari skenario pemerkosaan
terhadapku diulangi. Dan setiap hari
mereka menemukan cara baru yang lebih
kejam dibanding dengan yang sebelum-
sebelumnya.”

Nadia mulai menjelaskan perbuatan
mengerikan dari Amerika bajingan:

“Setelah sekitar satu bulan, seorang
tentara negro memasuki selku dan
melemparkan 2 potong pakaian militer
Amerika kepadaku. Dalam bahasa Arab
yang lemah dia mengatakan agar aku
memakainya. Setelah dia menutup
kepalaku dengan kantong hitam, dia
menuntunku ke toilet umum yang ada pipa
untuk air dingin dan panas, dan dia
memintaku untuk mandi. Kemudian dia
menutup pintu dan pergi.

Aku menjadi sangat lelah dan merasakan
kesakitan, tanpa mempedulikan banyaknya
memar di tubuhku aku menuangkang
sejumlah air ke badanku. Sebelum aku
selesai mandi, tentara negro tadi masuk
ke dalam. Aku ketakutan dan memukul
wajahnya dengan mangkok air. Namun dia
sangat kuat, dia memperkosaku dengan
kejam dan meludahi mukaku, kemudian dia
pergi dan kembali lagi dengan 2 tentara
yang membawaku kembali ke sel.

Perlakuan seperti itu terus berlanjut,
yang paling parah kadang aku diperkosa
sampai 10 kali dalam sehari, membuat
kesehatanku sangat buruk.”

Nadia berlanjut mengungkapkan perbuatan
Amerika yang mengerikan terhadap wanita-
wanita Iraq, dia berkata:

“Setelah lebih dari 4 bulan, seorang
tentara wanita datang, dan aku
menyimpulkan dari percakapannya dengan
tentara lainnya jika namanya adalah
Mary. Dia berkata kepadaku “sekarang
kamu memiliki kesempatan emas, karena
seorang petugas yang memiliki posisi
tinggi akan mengunjungi kita hari ini.
Jika kamu menghadapinya dengan sikap
yang positif kamu akan dibebaskan,
terutama karena kami sekarang yakin
kamu tidak bersalah.”

Aku menjawab,”Jika kalian yakin aku
tidak bersalah, mengapa kalian tidak
membebaskan aku?”

Dia menjerit dengan gelisah,”Satu-
satunya yang menjamin terbebasnya kamu
adalah sikap positifmu terhadap
mereka.”

Dia membawaku ke toilet umum, dan dia
mengawasiku mandi sambil membawa
tongkat tebal untuk memukulku jika aku
tidak melakukan perintahnya. Kemudian,
dia memberiku make up, dan
memperigatkanku untuk tidak menangis
dan merusak make up ku. Lalu dia
membawaku ke sebuah ruangan kosong yang
di situ tidak ada apapun kecuali sebuah
penutup lantai. Setelah satu jam dia
datang dengan ditemani 4 tentara dengan
memegang kamera. Dia melepas bajunya
dan mulai menggangguku seoalah-olah dia
adalah seorang lelaki. Tentara lainnya
tertawa dan memperdengarkan musik yang
ribut, mengambil photoku dalam berbagai
pose, dan mereka menunjuk-nunjuk
wajahku. Yang wanita menyuruhku
tersenyum, jika tidak dia akan
membunuhku. Dia mengambil pistol dari
salah satu temannya dan menembakkan
empat peluru di dekat kepalaku seraya
bersumpah bahwa peluru yang kelima akan
ditembakkan tepat di kepalaku.

Setelah itu, keempat tentara lainnya
memperkosaku secara bergantian sampai
aku kehilangan kesadaranku. Ketika
kesadaranku pulih aku menemukan diriku
di sel dengan bekas-bekas gigitan, kuku
dan rokok ada di sekujur tubuhku.”

Nadia berhenti bercerita tentang
tragedi yang menimpanya untuk menyeka
air matanya, kemudian dia melanjutkan
lagi: “Kemudian suatu hari Mary datang
dan mengatakan kepadaku bahwa aku
kooperatif dan akan dibebaskan setelah
aku menonton film yang mereka rekam.
Aku merasa sakit setelah menonton
filmnya, dan Mary mengatakan,”Kamu
telah diciptakan hanya untuk membuat
kami bersenang-senang”. Saat itu aku
menjadi sangat marah dan aku
menyerangnya meskipun aku takut akan
reaksinya, aku akan membunuhnya kalau
saja tentara lain tidak turut campur.
Ketika para tentara melepaskanku, Mary
menghujaniku dengan pukulan, kemudian
mereka meninggalkanku.

Setelah kejadian itu, tidak ada
seorangpun yang menggangguku selama
lebih dari satu bulan. Aku menghabiskan
masa itu dengan beribadah dan berdoa
pada Allah Ta’ala yang memiliki seluruh
kekuatan untuk menolongku.

Mary datang dengan beberapa tentara
yang memberiku pakaian yang kukenakan
ketika mereka menangkapku dan membawaku
ke sebuah mobil Amerika. Kemudian
mereka melemparkanku di sebuah jalan
raya setelah memberiku 10.000 dinar
Iraq.

Aku pergi ke sebuah rumah yang
berdekatan dengan tempat aku dibuang,
dan untuk mengetahui reaksi keluargaku,
aku memilih mengunjungi salah seorang
kerabatku supaya mereka mengetahui apa
yang telah menimpaku ketika menghilang.
Aku mengetahui bahwa saudaraku telah
memasang papan tanda duka untukku
selama lebih dari 4 bulan, mereka
menganggapku sebagai orang yang sudah
mati.

Aku memahami jika tikaman malu sudah
menungguku. Maka, aku pergi ke Baghdad
dan menemukan sebuah keluarga yang baik
yang menampungku, dan aku bekerja pada
keluarga ini sebagai pembantu dan guru
privat bagi anak-anaknya.

Nadia terheran dalam kesakitan,
penyesalan dan kemarahan:

“Siapa yang akan memuaskan dahagaku?
Siapa yang akan mengembalikan
keperawananku? Apa salah keluarga dan
familiku? Aku mengandung seorang bayi,
bahkan akupun tidak tahu siapa
ayahnya.”

Dan Nadia mengakhiri ceritanya sampai
di sini.

Apakah Amerika hanya memperkosa Nadia
ataukah mereka memperkosa seluruh pria
dan wanita di Ummat Islam ? Nadia
adalah saya dan anda, istrimu dan juga
istriku, saudarimu dan juga saudariku,
ibumu serta ibuku. Dimanakah para
pembela kesucian Islam! Dimanakah para
pembela Islam!

“Mungkin masih banyak kisah menyesakan
dada, bagi kita ummat Islam. Mungkin
masih ada Nadia-Nadia lain di dalam
penjara penuh penjaga babi dan kera
berbangsa Amerika. Dimanakah kalian,
jikalau kalian tidak tersentuh dengan
cerita saudari kita, marahkah kalian
dengan perlakuan manusia-manusia yang
lebih kotor dari binatang ternajis
sekalipun, bahkan mungkin mereka
menjadi yang paling hina di Dunia dan
Akhirat.
sumber: sebuah kisah dr Palestin (iluvislam.com)

Bangunlah wahai ummat!!
Tidur kalian sudah terlalu lelap!!”

ah..apa ni?
di situ ke maruah seorg wanita dletakkn?
(ak dh start mncarut dh ni..)

Ya Allah..
xtau la nk ckp apa..
kalu ikutkn panas hati ak,
ABDILLAH yg kerdil dan hina ni..
mau je ak terajang + tembak + robek kan perut pihak laknatullah tu
(kalu wat cmni pun..ak msh blm berpuas hati lg!!)
nk cek sama ada dia ada hati perut atau x..

tp malangnya..
ak xmampu utk itu..
apa yg aku blh buat skrg adalah..
memboikot brgn mereka..
wlupun perkara ni smkn dpandg sepi..

ak byk benda nk cte ngan ko psl kera2 ni..
(Astaghfirullahhalazim.. celuparnya mulut ak)
insyaAllah nant kita share ye..

xmau la tulis lagi..
makin byk lak air mata ak yg tumpah nant..

ummu khosyatillah bt muzakir said...

xlupa juga..
doa diiringkn utk saudara seislam kita di sana..
krna doa lah 'machine gun' terkuat bg umat islam..

p/s: sori..tlupa nk mention psl doa..
ni la akibat kalu tlalu obses dgn boikot..hehe

aku abid said...

salam ummu..
nnt kita jumpa kat uia kita cita lagi banyak ye..